- Home
- Paket Umroh
- In the Name of Holy City: Jejak Sajadah di Bumi Suci

- Tanggal 17 June 2025
Penulis: Heni & Ong (Alumni Jamaah Umrah Dutarizkia Tour & Travel)
Bismillahirrohmaanirrohiim
Alhamdulillah, kami bersyukur bisa menapaki satu dari sekian banyak impian spiritual: menunaikan ibadah Umrah yang dilengkapi dengan kunjungan ke Masjidil Aqsa, tempat suci umat Islam yang penuh sejarah dan berkah. Safar kali ini memang bukan sekadar wisata, melainkan jejak cinta pada bumi-bumi yang diberkahi Allah.
Dari Amman Menuju Tanah Haram
Setelah meresapi kekhidmatan Masjid Al-Aqsa, kami melanjutkan perjalanan ke Tanah Suci Makkah via Bandara Queen Alia (QAIA), Amman menuju Bandara King Abdul Aziz, Jeddah menggunakan maskapai Royal Jordanian. Di sana, kami dijemput oleh Ustadz Ali Hodri, muthowif muda yang berwawasan dan berdedikasi, asal Indonesia yang kini menetap di Makkah.
Koper kami pun mulai 'menggemuk' karena oleh-oleh untuk keluarga dan kerabat di tanah air. Sebuah kebiasaan manis khas jamaah Indonesia: senang berbagi meski tak diminta.
Menginap di Elaf Masaer, Dekat Masjidil Haram
Kami tinggal selama 3 malam di Hotel Elaf Masaer, hanya sekitar 200 meter dari Masjidil Haram. Lokasinya strategis, dekat dengan toko makanan, farmasi, toko kurma, dan tempat oleh-oleh. Namun tantangan fisik cukup terasa: suhu menyengat 38-40°C, jalur naik-turun, dan kondisi tubuh yang kurang fit membuat langkah menuju masjid terasa berat. Mungkin inilah ujian niat dan keikhlasan.
Pelaksanaan Umrah dan Kejadian Tak Terduga
Miqat dilakukan di atas pesawat, dan kami melaksanakan Umrah malam hari setelah Isya. Sekitar pukul 02.00 dini hari, kami menyelesaikan seluruh rangkaian ibadah Umrah.
Namun, ada kejadian yang mengejutkan: saat tahallul, seorang gadis Arab tiba-tiba memotong rambut penulis dan menagih 50 Riyal dengan nada mengancam, mengatasnamakan 'tanah suci'. Ternyata ia bagian dari sekelompok wanita yang sengaja mencari mangsa jamaah untuk modus penipuan bertopeng bantuan.
Tips Penting:
Waspadalah terhadap orang asing yang menawarkan bantuan tahallul atau meminta uang dengan alasan "Tanah Haram". Tetap waspada meski berada di kota suci.
Modus Lain: Pengemis Berteknologi & Laundry Penipu
Kejadian serupa berulang saat penulis didekati pengemis berpakaian rapi yang mengaku dari Yaman dan Afghanistan, bahkan menggunakan Google Translate untuk menyampaikan pesan minta uang.
Kemudian, pengalaman kurang menyenangkan terjadi saat melaundry pakaian di kawasan pertokoan Shafwah. Laundry bernama Anshary Laundry awalnya tampak profesional, namun ternyata curang dalam timbangan dan hasil laundry hanya dicuci, tidak disetrika meskipun harganya tergolong mahal (20 Riyal/kg).
Drama WAG: Laporan Istri Hilang Ternyata... !
Salah satu momen kocak terjadi saat seorang bapak mengabarkan istrinya hilang kontak sepulang Umrah ke-2. Rombongan pun panik, bahkan hampir menghubungi 911 Arab Saudi.
Ternyata sang istri hanya "menghilang" ke toko parfum dan kembali dengan wajah bahagia serta paperbag berisi parfum mahal. Akhir cerita, sang suami batal menghubungi polisi, tapi menghubungi call center Bank Mandiri untuk memblokir saldo, demi mencegah kebocoran lebih lanjut!
Pelajaran dari Tanah Suci: Antara Godaan & Kesucian
Mekkah memang suci, tapi tidak semua orang yang datang ke sana menyucikan niat dan perbuatannya.
Kisah-kisah di atas mengingatkan bahwa tanah suci bukan jaminan orang-orangnya suci, karena:
-
Di sana ada malaikat dan juga syaitan
-
Ada orang saleh, ada pula penipu dan pendusta
Maka penting bagi kita untuk:
-
Menjaga niat
-
Meluruskan hati
-
Waspada terhadap tipu daya
-
Menghindari godaan harta dan lawan jenis
Rasulullah bersabda:
“Pandangan pertama adalah untukmu, namun pandangan kedua bukan.” (HR. Abu Daud dan Tirmidzi)
Jamaah Indonesia: Ramah, Royal, dan Rentan Ditipu
Jamaah Indonesia dikenal:
-
Paling banyak jumlahnya
-
Ramah dan mudah percaya
-
Suka belanja dan suka berbagi
Namun justru sifat ini membuat mereka rentan dimanfaatkan oleh pihak-pihak tak bertanggung jawab. Maka penting bagi para jamaah untuk berilmu, kritis, dan hati-hati selama perjalanan umrah maupun ziarah Aqsha.
Penutup: In the Name of Holy City
Berada di Tanah Suci bukan hanya tentang ritual fisik, tetapi ujian spiritual dan mental. Ada syaitan yang menyusup lewat aroma parfum dan perhiasan, lewat kata manis atau wajah menawan. Maka, mari:
-
Bawa hati yang bersih
-
Jaga adab dan akhlak
-
Perkuat keikhlasan dan kesabaran
-
Bersandar penuh pada perlindungan Allah SWT
Semoga Allah menerima ibadah kami, dan menjadikan setiap langkah sebagai saksi keimanan kami.
“In the Name of Holy City, kami hadir untuk menyucikan hati, bukan hanya tubuh dan pakaian.”
Dutarizkia Tour & Travel --- Jejak Sajadah di Bumi Suci