Harap Tunggu...
0812-8080-2150 | Hubungi Kami

Masuk Sebagai Jamaah

Belum Terdaftar? Daftar

Industri Umrah: Dari Ritual Ibadah Menuju Lokomotif Pertumbuhan Ekonomi UMKM Indonesia

  • Home
  • Berita
  • Industri Umrah: Dari Ritual Ibadah Menuju Lokomotif Pertumbuhan Ekonomi UMKM Indonesia

Image

Disusun Oleh: Suherman - Dutarizkia Tour & Travel

Setiap tahun, lebih dari satu juta jemaah Indonesia berangkat ke Tanah Suci untuk menunaikan ibadah umrah. Dengan rata-rata biaya perjalanan sekitar Rp25–30 juta per orang, total perputaran dana mencapai lebih dari Rp25 triliun setahun (Kemenag RI, 2023). Angka fantastis ini setara dengan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) sebuah provinsi kecil. Namun, fakta penting yang sering luput dari perhatian publik adalah bahwa industri umrah tidak hanya soal ibadah, melainkan juga sebuah ekosistem ekonomi raksasa yang mampu menggerakkan UMKM di seluruh pelosok negeri.

Multiplier Effect Industri Umrah yang Jarang Dibicarakan

Sebelum berangkat ke Tanah Suci, setiap jemaah mengeluarkan biaya tambahan untuk berbagai kebutuhan. Mulai dari perlengkapan, transportasi domestik, konsumsi, hingga kegiatan manasik. Di sinilah UMKM Indonesia ikut merasakan berkah.

  • Perlengkapan ibadah: Mukena, gamis, peci, sajadah, hingga koper baru mayoritas disuplai oleh UMKM lokal.
  • Katering manasik: Banyak PPIU (Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah) mempercayakan konsumsi kepada katering kecil di daerah.
  • Transportasi domestik: Perjalanan ke bandara umumnya menggunakan jasa bus atau travel lokal.
  • Layanan penunjang: Percetakan buku doa, penyedia sound system manasik, hingga pedagang kaki lima sekitar lokasi kegiatan.

Badan Pusat Statistik (2022) bahkan mencatat bahwa jasa perjalanan religi berkontribusi signifikan pada penyerapan tenaga kerja lokal. Artinya, setiap keberangkatan jemaah turut menghidupkan ekonomi tetangganya. Tradisi oleh-oleh umrah juga menambah peluang ekonomi. Sepulang dari Tanah Suci, jemaah kerap membawa kurma, air zamzam, atau parfum. Fenomena ini membuka kesempatan bagi UMKM untuk menghadirkan produk substitusi: kurma lokal, madu nusantara, parfum halal, hingga sajadah dari konveksi pesantren. Dengan kreativitas, produk lokal bisa bersaing dan mengurangi ketergantungan pada impor.

Tantangan Besar: Standardisasi dan Akses Modal, Meski peluang terbuka lebar, tidak semua UMKM bisa langsung masuk ke dalam rantai pasok industri umrah. Ada beberapa kendala utama:

  1. Standardisasi produk – Banyak UMKM terkendala sertifikasi halal, mutu, dan kemasan yang sesuai harapan jemaah. Padahal, konsumen umrah rela membayar mahal untuk kualitas terbaik.
  2. Akses pembiayaan – Menurut OJK (2022), hanya 20% UMKM yang punya akses ke pembiayaan formal. Akibatnya, banyak UMKM kesulitan memenuhi pesanan besar dari PPIU.
  3. Persaingan harga antar-PPIU – Dengan lebih dari 2.000 PPIU terdaftar (Kemenag RI, 2023), persaingan ketat membuat sebagian biro memilih produk pabrikan besar yang lebih murah, alih-alih memberdayakan UMKM lokal.

Peluang Sinergi: Membawa UMKM Masuk ke Ekosistem Umrah

Agar industri umrah mampu menjadi lokomotif pertumbuhan UMKM, diperlukan langkah konkret dan kolaboratif. Beberapa strategi yang bisa ditempuh:

1. Regulasi Pro-UMKM, Pemerintah dapat mewajibkan minimal 30% perlengkapan jemaah berasal dari UMKM bersertifikat halal. Aturan sederhana ini akan membuka pasar raksasa bagi pelaku usaha kecil.

2. Digitalisasi Rantai Pasok, Bayangkan hadirnya marketplace khusus industri umrah. PPIU bisa mencari pemasok koper, mukena, hingga katering dari UMKM seluruh Indonesia secara transparan dan efisien. Bahkan jemaah bisa ikut melihat kualitas produk yang mereka gunakan.

3. Pembiayaan Mikro Syariah, Lembaga keuangan syariah dapat meluncurkan produk modal kerja berbasis invoice financing. Skema ini membantu UMKM memproduksi barang pesanan PPIU tanpa terkendala arus kas tipis.

4. Pembentukan Klaster UMKM, Pemerintah daerah bersama asosiasi PPIU bisa membangun sentra produksi—mulai dari konveksi busana muslim, katering halal, hingga pengemasan oleh-oleh. Dengan cara ini, kualitas produk lebih seragam dan sesuai standar jemaah.

Dari Ritual Ibadah ke Pertumbuhan Ekonomi Rakyat

Umrah adalah ibadah suci, namun juga momentum ekonomi besar. Jika dikelola bijak, perputaran Rp25 triliun per tahun tidak hanya mengalir ke luar negeri, melainkan juga menghidupi jutaan UMKM di tanah air.Dengan lebih dari satu juta jemaah setiap tahun, Indonesia memiliki pasar domestik yang luar biasa. Tinggal bagaimana pemerintah, PPIU, UMKM, perbankan syariah, dan masyarakat bersinergi dalam satu ekosistem.

Bila itu terwujud, maka industri umrah tidak lagi hanya sekadar perjalanan spiritual, melainkan juga lokomotif pertumbuhan ekonomi rakyat Indonesia. Aamiin Yaa Rabbal Aalamiin.


#Ke Baitullah Semakin Mudah


Partner Airline Domestik & Internasional